Lampung - Sebagian orang menyenangi mobil-mobil keluaran lama karena bodinya yang lebih kuat dan tahan lama. Seperti Mercy 220S kelahiran 1965 yang lebih dikenal sebagai Mercy Batman.
Mobil berkapasitas mesin 2.200 cc ini adalah milik Wisnu Pratondo, asal Yogyakarta.
Meski kendaraannya telah berumur, tidak membuat dirinya merasa minder. Mengendarai sebuah mobil klasik, menurutnya memiliki kebanggaan tersendiri.
"Aku sangat senang dengan kendaraan klasik. Karena mengendarai mobil klasik itu miliki kesan tersendiri," kata anggota Mercedes-Benz Classic Club Indonesia Chapter Yogyakarta ini kepada detikOto, di Lampung.
Mercy 220S yang diberi nama Gendis ini sanggup mampu berlari Yogyakarta-lampung, dengan top speed 80 mil/jam (128 km/jam) lho.
"Mobil saya ini 80 persen masih orisinil. Karena ada beberapa part atau komponen bodi yang penting aku sesuaikan. Seperti pada bagian rem, karena itu merupakan hal utama dalam keselamatan," kata Wisnu.
Wisnu pun menambahkan, bicara soal suka duka berkendara mobil klasik itu banyak sekali. Namun Wisnu sangat senang dan bersyukur bisa merasakannya.
"Kalau enggak enaknya itu, pertama, masalah perawatannya. Perawatannya itu lebih ekstra dibandingkan mobil baru. Kedua, kalau tidak mencintai mobil klasik, pasti tidak akan bisa mengendarainya. Karena tidak akan memiliki kebanggaan. Ketiga, meski memiliki teknologi lama. Namun kenyamanannya masih bisa dirasakan," kata Wisnu.
Saat merestorasi ulang mobil merupakan saat-saat yang mengasyikkan, kata Wisnu lagi.
Mobil klasik ujar Wisnu tidak bisa sembarangan orang yang mengendarai.
"Kalau kita ingin sesuatu harus menunggu dahulu tidak bisa instan. Seperti ingin mengganti pelek, lampu, lampu spion. Dan terakhir, yah karena enggak enak, kita harus cari cara untuk buat menjadi enak," kata Wisnu sambil tertawa.
0 komentar:
Posting Komentar